Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

AKU DAN YISC

Aku adalah orang yang akhir-akhir ini berkepribadian Introvert. Dimana aku tidak terlalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan orang lain. Aku hanya merasa nyaman dengan diriku sendiri. Aku sepertinya sedikit mulai lelah dengan kehidupan ini. Aku tak lagi memikirkan jabatan tertinggi yang harus ku capai di perusahaan tempatku bekerja. Aku tak lagi memikirkan bagaimana cara menghasilkan banyak uang, yang terpenting kebutuhan ku terpenuhi, cukup itu saja. Aku tak lagi memikirkan bagaimana caranya bersosialisasi dengan orang lain, yang terpenting tidak ada orang lain yang tersakiti olehku. Lalu apa sebenarnya yang aku pikirkan dan aku pentingkan? Aku hanya ingin mempelajari agamaku, Agama Islam. Dan yang kulakukan hanyalah menonton kajian dari media sosial – youtube – di ruang kamarku, sendiri. Ya, itulah aku. Aku hanya ingin sendiri, karena aku hanya merasa nyaman dengan diriku sendiri.

Suatu hari, di Bulan Desember 2018, dari percakapan yang sedikit canggung dengan teman satu perusahaan, dia mengenalkanku dengan Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar. Entah mengapa dia ingin berbagi tentang YISC denganku. Qadarullah, pikirku. Aku yang notabene memang ingin mempelajari agamaku dengan lebih, tertarik begitu saja tanpa ragu. Tanpa sebenarnya mengerti apa itu YISC. Yang aku pikirkan hanya, yang penting mempelajari agama islam, dengan guru atau ustadz.

Hingga tiba masanya pembentukan grup calon angkatan dasar – pertemuan awal – mengerjakan kuis – tanya jawab Jeruk Perah (Jelajah Hiruk Pikuk Perjalanan Hijrah) – pembuatan drama kelompok – Maperaba (Masa Perkenalan Anggota Baru). Dari sinilah mulai muncul keinginanku untuk bisa sedikit aktif dalam suatu lingkungan kelompok. Dari aktivitas Maperaba aku merasakan mulai sedikit-lebih-nyaman untuk berada di suatu kelompok. Entah mengapa aku bisa sedikit-lebih-nyaman ketika berkumpul dengan teman satu kelompokku – mungkin karena mereka adalah orang-orang baik, sehingga aura positif yang mereka keluarkan membuatku bisa sedikit-lebih-nyaman.

Mulailah kegiatan belajar mengajar. Dimana kami dibagi berdasarkan kebutuhan pengajaran bacaan qur’an – Kelas BSQ (Bimbingan Studi Qur’an) dan dibagi berdasarkan domisili – SII (Studi Islam Intensif). Aku menjadi sering keluar dari ruang kamarku – selain hari kerja – terutama di hari minggu. Hari dimana aku akan bertemu dengan teman-teman YISC ku dan belajar Agama Islam bersama. Melakukan tanya jawab K3DB (Ku Kenal Kau dengan Bismilah) yang membuat kami mengerti satu sama lain.

Dari sini aku bertemu dengan beberapa orang yang menurut pandangan pribadiku – mereka adalah orang yang sangat tulus. Berada di dekat mereka memberikanku perasaan nyaman. Aku bahagia bisa bertemu dengan orang-orang ini, dan itu karena YISC.

Selama proses belajar-mengajar, ada satu acara yang akan sangat disayangkan jika dilewatkan (info dari teman kantorku yang memberitahu tentang YISC), yaitu Tafaqquh Fiddin. Dari sinilah puncaknya aku mulai merasa nyaman untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan berkelompok. Sebelum Tafaqquh Fiddin aku menyaksikan bagaimana semangatnya mereka – bahkan aku, untuk mempersiapkan segala sesuatu yang terbaik. Aku melibatkan diriku cukup jauh untuk menjadi bagian dari orang-orang yang mempersiapkan acara Tafaqquh Fiddin kami. Berkumpul bersama orang-orang yang membuatku nyaman hampir sehari penuh. Aku merasa nyaman. Aku bahagia bisa bertemu dengan orang-orang ini dan itu karena YISC.

Aku mulai menyukai untuk berkumpul dengan orang-orang – orang yang mempunyai tujuan sama – belajar agama islam. Dari sini aku menyadari, bahwa bersama itu indah. Bersama dengan orang-orang yang mempunyai tujuan sama itu indah. Bersama dengan orang-orang berhati tulus mengejar ridho dan rahmat Allah SWT itu indah. Aku bahagia bisa menjadi bagian dari YISC. Hingga aku memberanikan diri mencoba ikut menjadi bagian indah dari perjalanan calon angkatan dasar setelah ku. Mencoba membantu mereka dalam aktivitas yang harus mereka lalui selama menjadi bagian dari YISC. Inilah kisahku. Kisah Aku dan YISC.

 

#KaryaTulisMilad08

===================

Penulis : Ayu Yohana (Al-Fazza)
Editor   : Winnie Amalia (Al-Farizi)
Tim Jurnalistik-Humas YISC Al Azhar