Penulis : Siti Saibah Alfatimiyah (Rabbani)
Editor : Cut Hani Bustanova (Daffa)
Agama Islam diturunkan tidak lain untuk memperbaiki akhlak manusia. Perkataan baik dan benar merupakan tuntunan Agama Islam. “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pembohong.” (Q. S. An Nahl: 105). Keislaman seseorang dikatakan baik, dengan tidak berkata dusta. Karena perkataan dusta tidak bermanfaat. Saat ini, kaum muslimin dan muslimah, khususnya pemuda pemudi masih berkata dusta. Menjadikan tanggal 1 April sebagai hari peringatan, bercanda kepada temannya dengan perkataan dusta yang sama sekali tidak bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat”.
(H. R. Tirmidzi No. 2317 dan Ibnu Majah No. 3976).
Islam seseorang dikatakan baik, jika melakukan hal yang bermanfaat dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW. Salah satu bentuk amalan sunnah Rasulullah SAW adalah mengikuti karakter beliau. Karakter beliau jujur, dapat dipercaya, cerdas dan tabligh. Lantas dengan mengikuti dan merayakan simbol hari dusta (April Mop), apakah menunjukkan candaan yang baik? Apakah muslim yang baik patut berdusta?
Rasulullah SAW bersabda: “Bukan termasuk golongan kami seseorang yang menyerupai kaum selain kami. Janganlah kalian menyerupai Yahudi juga Nashrani, karena sungguh mereka kaum Yahudi memberi salam dengan isyarat jari jemari dan kaum Nasrani memberi salam dengan isyarat telapak tangannya”. (H.R.Tirmidzi)
Lantas siapakah sosok tauladan kaum muslimin? Dialah Rasulullah SAW yang ketika bercanda pun selalu berkata benar. Suatu hari Rasulullah bersama Ali dan sahabat lainnya, makan kurma bersama-sama. Pada saat makan kurma itu, biji kurma bekas Ali diletakkan di depan Rasulullah. Ketika hampir selesai Ali berkata “Ya Rasulullah, engkau terihat sangat lapar karena makan kurma begitu banyak. Aku lihat biji kurma itu banyak di depan engkau”. Kemudian Rasulullah menjawab, ”Bukannya engkau yang sangat lapar, karena makan kurma bersama biji-bijinya. Lihat tidak ada biji kurma di depan mu”.
Adapula kisah candaan Rasulullah yang lain. Kisah ini terjadi ketika seorang nenek-nenek yang datang menjumpai Rasulullah lalu bertanya, ”Ya Rasulullah, apakah saya masuk surga?” Lalu Rasulullah menjawab, ” Maaf Nek, orang yang sudah tua tidak ada di dalam surga”. Belum selesai Rasulullah berbicara, nenek-nenek itu kemudian bersedih. Kemudian Rasulullah meneruskan perkataannya, “Di surga nanti umur manusia berkisar antara 30-35 tahun (dimudakan lagi) muda, cantik dan tampan kembali”.
Perkataan yang baik dan benar adalah bentuk ketaatan, akan menghantarkan seseorang meraih cinta dan surga Allah SWT.
nice reminder
Semoga bermanfaat..