Mungkin bukan saya saja yang gagal move on dari Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar. Sampai-sampai mengulang kembali menjadi angkatan dasar lagi. Iya benar, semula saya adalah anggota YISC Januari 2010 dengan nama angkatan Az Zawawi. Setelah 9 tahun berlalu, tepat Januari 2019 saya mendaftar kembali menjadi anggota angkatan dasar. Nama angkatan sekarang adalah Al Fazza.
Menjadi angkatan dasar lagi tak berarti melupakan ukhuwah Az Zawawi. Sampai sekarang pun saya masih ada didalam grup WhatsApp angkatan Az Zawawi tersebut. Dan masih berkomunikasi dengan beberapa teman lainnya. Ukhuwah masih terus terjalin meski sudah sama-sama tidak di YISC dan mempunyai kesibukan masing-masing. Tapi selalu ada alasan untuk saling tegur sapa.
Apa yang bikin saya gagal move on dan kembali lagi? Rasa ‘KANGEN’. Ada banyak hal yang menimbulkan rasa kangen sehingga diputuskan untuk menjadi anggota angkatan dasar, antara lain :
- Kangen kekeluargaannya. Di YISC, baik PPAB 2010 atau PPAB 2019, kelas F 2010 atau kelas C (Cordoba) 2019, semua rasa keluarga. Ada rasa haru dan bahagia saat berkegiatan bersama. Tak lekang oleh waktu. Kenangan itu akan terus ada. Karena itu, keinginan saya saat ini adalah menggores kehidupan orang lain dengan meninggalkan jejak yang indah. Tak hanya sekedar lewat semata. Layaknya sebuah keluarga, ada manfaat yang dapat kita berikan kepada keluarga kita.
- Kangen euforianya. Persiapan Tafaqquh Fiddin adalah momen pertama dengan euforia yang meluap. Kenapa? Karena disini kami bahu membahu ikut serta, terlibat dan menampilkan yang terbaik. Jadi sudah 2 kali kegiatan Tafaqquh Fiddin yang saya ikuti. Berikutnya, Milad YISC. Bagi saya, pertandingan adu ketangkasan baik sebagai pemain atau pendukung, euforianya luar biasa. Ada haru dan bahagia saat hanya jadi penonton tapi jadi luar biasa saat sudah berpartisipasi dalam sebuah pertandingan. Archery War, pertandingan yang saya ikuti tahun ini. Dan itu seru banget. Kalah menang bukanlah hal utama, yang terpenting adalah partisipasi.
- Kangen Ilmunya. ‘Sediakan waktu khusus untuk belajar ilmu agama, jangan disisa-sisa waktu yang kamu miliki’ menjadi sebuah kalimat yang mengena sekali menjadikan salah satu alasan saya untuk mengikuti angkatan dasar lagi. Ilmu agama dibawa sampai nanti, sampai akhirat. Tak berhenti hanya didunia saja. Saat ada pepatah kejarlah ilmu sampai ke negeri cina, maka mencari ilmu agama tak hanya sekedar mencari tapi juga mengulang, memahami, dan mengamalkannya. Jadilah manusia terbaik yang bisa kamu wujudkan minimal untuk dirimu sendiri.
- Kangen lingkungannya. Saat kita masuk ke dalam lingkungan YISC, secara pelan tapi pasti suara mengaji Al-Qur’an, suara kajian islam dengan berbagai topik, dan suara-suara kegiatan positif lainnya akan terdengar. Bahkan, lowongan pekerjaan yang tidak kita sangka pun bisa jadi terdengar di lingkungan YISC ini. Beberapa kali dapat cerita bahwa ada beberapa teman yang setelah masuk YISC, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, lebih berkah, dan diridhoi Allah. Sungguh benar sebuah kalimat yang menyebutkan, carilah ilmu dan carilah teman di lingkungan masjid. InsyaAllah, akan kamu dapatkan teman yang baik.
Masing-masing orang punya cerita, dan itulah sedikit ceritaku dengan YISC. Semoga ceritaku ini bisa menarik teman-teman yang belum bergabung di YISC atau menjadi penggugah semangat untuk menumbuhkan rasa ukhuwah yang udah ada di YISC. Semoga juga cita-cita kali ini dapat terwujud, mendapatkan ilmu, mengamalkannya, menjalin ukhuwah islamiyah, dan menggores kehidupan orang lain dengan jejak yang lebih indah, dan kenangan yang indah. Menjadi manusia terbaik dan bermanfaat buat sekitar kita. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin.
#KaryaTulisMilad04
Pemenang Juara Pertama
===================
Penulis : Laili Rahmania (Al-Fazza)
Editor : Winnie Amalia (Al-Farizi)
Tim Jurnalistik-Humas YISC Al Azhar