Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

Hikmah : Hijrah

Oleh : Setiawati P. Istiati (Angkatan Al Hijrah)

Sumber Foto : http://famouswonders.com

            Hijrah adalah berpindah kepada kebaikan, dalam hal apapun itu. Hijrah ibarat menaiki anak tangga, semakin tinggi anak tangga yang dipijak, semakin banyak anak tangga yang harus kita lalui. Tentu saja yang harus dilalui bukan hanya hal-hal yang kita sukai saja, hal-hal yang tidak kita sukaipun harus dilalui.

            Misalnya saat sedang dalam proses berhijrah ada orang yang mengatakan kita aneh, bersifat kaku, dan celotehan-celotehan lain yang tidak enak didengar. Contoh sehari-hari misalnya, ketika kita memahami bahwa selain muhrim kita, kita tidak boleh bersentuhan dengan laki-laki. Ketika kita berusaha menjalankan hal itu, lingkungan sosialmenganggap kita bersikap aneh, terlalu fanatik terhadap ajaran agama, dan lain sebagainya. Kita tidak boleh bersedih dengan anggapan-anggapan seperti itu. Karena itu adalah salah satu proses yang harus kita lalui.Lalu bagaimana cara berhijrah?

Tujuan berhijrah adalah menuju pada kebaikan, maka pertama kali yang harus kita kuatkan adalah niat di hati kita.Innamal a’maalu binniaati. Menguatkan hati dapat dilakukan dengan memperdalam ilmu tentang sesuatu yang ingin kita jalani. Pada kasus di atas misalnya, ada baiknya kita pertanyakan lagi hati kita. Kita berhijrah untuk siapa? Siapa yang menentukan larangan tidak boleh bersentuhan tangan dengan orang yang bukan muhrim kita? Apa landasannya? Apa akibatnya jika larangan itu kita langgar? Apa manfaatnya jika larangan itu kita kerjakan? Setelah kita mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, pelan-pelan kita coba belajar dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pasti ada banyak tantangan yang kita lalui. Entah pandangan aneh, pertanyaan dari lingkungan sosial tentang perilaku baru yang kita coba terapkan, keragu-raguan dalam hati kita sendiri, apakah kita akan dapat konsisten melakukan hirah ini, atau bahkan pandangan meremehkan dari orang lain. Jangan lemah. Kuatkan lagi dengan niat yang sudah kita torehkan di awal hijrah. Semuanya harus lillaah. Pada satu atau dua titik, mungkin saja kita gagal. Mungkin saja tanpa sengaja kita menyentuh atau jutru terpaksa harus menyentuh orang yang bukan muhrim kita (pada kondisi-kondisi darurat misalnya). Tetapi percayalah Allah Maha Pengampun dan Maha Mengetahui segala isi hati manusia. Jangan resah dengan penilaian manusia, resahlah jika hati mulai gelisah. Sebab segala yang menjerumuskan kepada dosa dan kejahatan selalu membawa kegelisahan dalam dada.

Untuk memperkuat niat dan konsistensi dalam berhijrah, sebaiknyakita masuk ke dalam lingkungan yang baik yang bisa membantu kita menapaki anak tangga hijrah itu. Karena masuk ke dalam lingkungan yang baik yang didalamnya banyak orang-orang yang berhijrah juga dan mempunyai tujuan yang sama merupakan salah satu cara untuk istiqomahagar bisa saling mengingatkan tentang kebaikan. Lingkungan sangat mempengaruhi kepribadian kita. Akan ada sahabat-sahabat yang terus mengingatkan, entah dengan sengaja atau tidak. Setelah bergabung dalam lingkungan yang baik, jangan lupa satu hal. Bertahanlah. Jika di awal perjalanan hijrah kita punya satu fokus perubahan perilaku yang menurut penilaian kita sudah mampu kita lakukan, buat fokus perubahan perilaku lain yang masih perlu kita perbaiki. Demikian seterusnya.

Berada di dalam suatu lingkungan yang berisi orang-orang yang sama-sama ingin menjadi lebih baik akan terus-menerus memotivasi kita agar menjadi orang yang setiap hari ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ya, seperti keberadaan kita di YISC Al Azhar saat ini. Jika mungkin dahulu kita merasa perlu “dihijrahkan” atau “sama-sama berhijrah” bersama teman-teman kita, mungkin suatu hari nanti kita dapat menjadi “agen-agen” yang menyentuh hati banyak orang untuk berhijrah juga. Tentu saja itu semua dapat kita lakukan jika kita terus menerus memperbaiki diri, menambah ilmu, menambah wawasan, dan memperluas jaringan pertemanan. Hijrah sampai ajal menjemput.Akhirul kalam, hijrah adalah sebuah perjalanan panjang, yang hanya akan berhenti ketika kita sudah menginjak JannahNya.

            “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An Nisa :100)

Kamis 11/02/2016

Leave a comment