Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

I-Con (Inspiration Corner) : Pesan Dakwah Melalui Tari Saman

Oleh : Fitri Al Tigris

Tak melulu berdakwah harus dengan ucapan, omongan ataupun ungkapan yang panjang lebar. Di era ini, kadang berdakwah harus dengan jalan kreatifitas dalam pentas. Karena tak semua orang suka diceramahi panjang-panjang. Pun tak semua orang paham dengan penjelasan lisan. Sebagian ingin disentuh dengan keindahan. Sebagian lain ingin diberi kesempatan menyaksikan seni dibalut kebaikan.

Alhamdulillaah. YISC Al Azhar selalu memberikan wadah untuk para pemuda/i Islam berkembang. Menyampaikan kebaikan dengan kebaikan, lalu disertakan dengan keindahan. Di YISC Al Azhar, ada beberapa kegiatan Mikat (minat dan bakat) yang menjadi sarana pengembangan potensi bagi civitasnya. Salah satunya adalah mikat Tari Saman.

Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat.

Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa Gayo. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.

Kamu masih minder dengan remaja Masjid karena sebuah anggapan kuper dan tidak berseni? Salah besar. Lihatlah teman-teman Tari Saman YISC Al Azhar ini.  Hari Jum’at lalu, tepatnya tanggal 8 April 2016, tim Tari Saman YISC sukses membawakan tarian Saman di depan para siswa dan siswi TK di Gita Islamic Montessory School dalam acara School Heritage Week yang diadakan Yayasan Pendidikan Gita Insani Mulia. Acara yang rutin diadakan setiap tahun.

Dari kacamata luar, kita hanya melihat itu layaknya sebuah pentas seni biasa. Tetapi sesungguhnya, penampilan Tari Saman YISC ini adalah sebuah penampilan dakwah. Memperlihatkan keindahan menjadi seorang muslim. Menyampaikan kreatifitas dalam pentas, tanpa harus melewati batas. Berkreasi dalam seni, tanpa merugikan diri sendiri. Tampil di atas panggung, tanpa perlu menjadi orang yang ingin disanjung. Berseni dengan elegan, menjadikan itu sebuah rasa syukur dan sebuah bentuk penghambaan. Bukan berseni lantas menjadikannya ajang ekspresi yang menghantam semua batasan.

Mudah-mudahan, para siswa dan siswi TK di Gita Islamic Montessory School, yang menonton tarian Saman tersebut menjadi termotivasi untuk terus menjadi muslim yang selalu menebarkan keindahan. Menyampaikan pesan dakwah lewat kreatifitas. Terinspirasi dari kakak-kakak di YISC Al Azhar yang menyampaikan pesan dakwah melalui tari Saman.

Leave a comment