Oleh : Lanny Megasari – Angkatan Khaifa.
Berada di negeri berbeda, tak luput dari kerinduan bersilaturahmi dengan sesama warga satu domisili. Begitu juga warga Indonesia, sesama Muslim, yang menetap di Amerika Serikat.
Di kalangan pendatang Amerika Serikat (AS), banyak organisasi yang mewadahi ukhuwah muslim antar bangsa. Islamic Society of North America (ISNA), Muslim American Society (MAS), Islamic Circle of North America (ICNA), juga Indonesian Muslim Society of America (IMSA). Di antara organisasi tersebut, IMSA memiliki perbedaan. Masih membawa kultur Indonesia, kebersamaan dalam ukhuwah Islam, yang berlatar belakang kesamaan bangsa dan bahasa nasional.
Muslim Indonesia atau yang berasal dari keluarga Indonesia, kini memiliki wadah bersilaturahmi serta mendalami Islam. Muslim Indonesia bisa menjadi bagian dari keluarga, melalui Indonesian Muslim Society of America (IMSA).
IMSA sendiri merupakan organisasi non profit yang berorientasi pada keagamaan, sosial, sains, kesusastraan serta edukasi. Bertujuan memberikan manfaat dari sisi spiritual dan pengetahuan bagi masyarakat Indonesia, yang berada di AS. Cakupan wilayah anggota IMSA meliputi South, Alabama,West Coast hingga Canada.
Kehadiran IMSA dimulai dari perkumpulan mahasiswa yang berada di daerah Midwest. IMSA berkembang dengan cakupan lebih luas, karena banyaknya Muslim Indonesia yang tinggal di AS.
Syarat menjadi anggota IMSA mudah. Yakni Muslim Indonesia (bergaris keturunan Indonesia) yang berdomisili di Amerika dan sekitarnya. Kemudian dipersilahkan melakukan pendaftaran, lewat aplikasi via web resmi IMSA.
Terdapat beberapa program yang ada di IMSA, seperti belajar Tahsin dan Halaqah, yang bisa dipelajari lewat internet. Program difokuskan untuk anak muda, dalam kegiatan Islam Youth Program. Tahun 1998 IMSA memfokuskan kegiatan ‘IMSA Sister’ untuk para Muslimah, didasari banyaknya Muslimah yang memiliki tantangan dalam berumah tangga, dengan kondisi kultur di AS yang berbeda dengan di Indonesia. Adanya ‘IMSA Sister’ mengedepankan fokus membentuk pribadi Muslimah, di tengah lingkungan yang berbeda dari kampung halaman.
Tak hanya lewat internet, IMSA juga memiliki program pengajian lokal di setiap wilayah domisili anggota. Dalam dua hari, peserta Studi Islam Terpadu bisa mendapatkan pelajaran intensif mengenai wawasan ke-Islaman. Selain itu, program Mingguan juga menjadi bagian dari IMSA. Seperti Telehalaqah, yaitu pengajian berkelompok lewat telepon, serta Program Tilawah Alquran Satu Hari Satu Juz.
Muktamar IMSA
Di antara program-program IMSA, Muktamar merupakan salah satu program yang paling ditunggu anggota IMSA. Awalnya Muktamar dimulai dengan hadirnya mahasiswa muslim Malaysia dan Indonesia dengan jumlah terbatas. Dari tahun ke tahun, jumlah peserta terus meningkat. Pembicara yang didatangkan merupakan ustadz dari Indonesia, serta Imam lokal sesuai dengan tempat penyelengaraannya. Ustadz Ihsan Tanjung dan Ust Imaddudin Aburrahman, tercatat pernah menjadi pembicara di Muktamar IMSA. Hingga tahun 2014, Muktamar sudah berlangsung sebanyak 23 kali, dengan tempat penyelenggaraan di negara bagian yang berbeda setiap tahunnya.
Tak berhenti di Amerika, IMSA dan para Alumnus (yang kembali ke tanah air) memiliki program berkelanjutan di Indonesia. Kegiatan sosial, lewat program fundraising serta donasi untuk desa tertinggal.
Dimanpun kita tinggal, banyak jalan untuk meluaskan jalinan kebaikan dalam ukhuwah dan bertarbiyah. IMSA merupakan sarana berharga bagi Muslim Indonesia di negeri Paman Sam, yang ingin mewujudkan hal itu. Meskipun mereka tinggal jauh dari wilayah Nusantara.
Simak informasi detil mengenai IMSA di situs resmi: www.imsa.us
Sumber: Wiwied Irfianti (kepala Departemen Tarbiyah IMSA Sister),www.imsa.us