Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

Kajian Pengurus YISC Al Azhar – “SEMUA BERAWAL DARI SINI”

WHY SHOULD ISLAM?

Dari 5W1H (What, Who, Where, When, Why dan How), yang paling besar esensinya adalah Why. Misalkan ada anak kecil berlari, lalu orang tuanya memintanya berhenti karena khawatir akan terjatuh. Untuk pertanyaan Who? What? Where? When? How? untuk berhenti berlari, anak kecil itu sudah mengetahui jawabannya. Namun untuk Why, si anak belum tentu bisa menjawab. Akan tetapi jika ada tawaran kalau berhenti berlari akan mendapatkan coklat, maka anak tersebut akan lebih mudah memahami. Karena dia tahu alasan untuk berhenti berlari, yaitu untuk mendapatkan coklat.

Why adalah esensi dalam hidup kita. Kalau why ini tidak terjawab, maka kita akan bertindak sesuka hati dalam hidup ini. Why penting untuk dibahas. Ketika tidak punya why saat belajar Islam, maka akan hasilnya akan stagnant. Jika sudah ada Why maka keislaman kita akan menjadi berbeda.

Kita harus tahu “kenapa” kita Belajar Islam, “Why Should Islam?”

Ada org islam yang belajar bacaan sholat hanya untuk bisa sholat. Ada pula yang belajar sholat untuk mengajarkannya kepada orang lain. Diantara dua Why dalam belajar sholat tersebut, maka yang akan mudah dijalani dan diingat yaitu alasan terakhir, karena ingin mengajarkannya kepada orang lain. Why setiap orang bisa berbeda-beda dan itulah yang harus dicari.

13 tahun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdakwah di Mekkah bertemakan akidah, hasilnya hanya 200 orang yang berhasil didakwahi. Akan tetapi dari 200 orang itu, aqidahnya sudah terhujam kuat. Dua puluh orang diantaranya sudah pernah kita dengar kehebatannya, seperti Bilal bin Rabbah dan Umar bin Khathab. Dari assabiqun al awalun inilah kita bisa melihat Islam menyebar ke penjuru dunia. Dakwah itu berhasil tidak hanya dilihat dari banyaknya jamaah, namun apakah jamaah tersebut akan menyampaikan apa yg kita dakwahkan tadi, sehingga menjadi amal jariyah yang tidak pernah putus dan menjadi syafaat kita ketika di hari akhir nanti.

Ada sepenggal kisah Abu Dzar dari Bani Ghifar (Bajak Pasir) sehingga dinamakan Abu Dzar Al Ghifari, ketika masuk Islam. Bani Ghifar adalah suku yang nomaden dan bengis. Pada suatu hari, Abu Dzar Al Ghifari menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengatakan ingin masuk Islam. Mendengar pernyataan itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya tertawa, karena ternyata ada rakyat Bani Ghifar yang terkenal kejam itu ingin memeluk Islam. Hal ini menunjukkan bahwa hidayah bisa datang kepada siapa pun dan dari arah yang tidak disangka-sangka. Setelah masuk Islam, beliau kemudian thawaf keliling Ka’bah dan menghampiri sekumpulan kaum Quraisy dan dengan lantang mengatakan bahwa beliau telah masuk Islam. Saat ditanya siapa dan asalnya, beliau menjawab berasal dari Bani Ghifar dan kemudian kaum Quraisy tidak berkutik. Bani Taslim dan Bani Ghifar kemudian keduanya di-islamkan oleh Abu Dzar Al Ghifari hanya dengan beberapa ayat yang disampaikan. Kalau kita ingin membantu agama-Nya, inshaaAllah Dia akan meneguhkan kedudukan kita dan mendatangkan orang-orang terbaik kepada kita. Setiap Allah memberikan nikmat terbesar, pasti ada risiko yang dahsyat dibaliknya.
Jangan sia-siakan kesempatan untuk berdakwah.

Ciri-ciri orang yang memiliki Why yang bagus, yaitu memiliki keimanan yang kuat dan akan memberikan manfaat yang positif kepada orang yang lain. Ibarat Pohon yang memiliki akar yg baik akan memberikan buahnya yang baik pada setiap musim. Dengan Islam, kita akan melihat pribadi-pribadi yang terus bermanfaat untuk orang lain, dan berevolusi untuk terus memperbaiki diri. Setiap orang memiliki perbedaan. Ada yang pemikirannya jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Visi misi jangan hanya tertulis, tetapi harus masuk ke dalam hati. Jika dalam satu pasukan, semuanya memiliki visi misi yang sama dan sejalan, maka kelak akan menjadi pasukan yang solid dan kokoh.

Kenapa harus berdakwah? Apa tujuan ada di YISC?

YISC butuh arah dan tujuan hebat. Dakwah memang berat dan lelah tetapi kita baru bisa beristirahat nanti ketika di surga. Orang Indonesia setiap hari sibuk hanya untuk bertahan hidup dan bukan untuk maju. Berbeda dengan bangsa Korea yang memiliki proyek 20 tahun untuk maju dengan visi menjadi negara nomor 1 di dunia. Korea membatasi untuk menggunakan produk-produk Korea saja dan tidak menggunakan produk negara lain meskipun harganya lebih murah. Kita bisa mengambil contoh positif dari negara Korea tersebut. Buat rencana jangka panjang. Jangan hanya rencana jangka pendek. Harus memiliki kekuatan dan keinginan yang besar untuk mewujudkan rencana tersebut.

Pada saat Perang Parit (Khandaq), Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ikut serta dalam penggalian parit. Ada satu kisah selama proses penggalian parit tersebut yang dikisahkan Al Barra Rodhiyallahu ‘anhu. Dia berkata, “Saat menggali parit, di beberapa tempat kami terhalang oleh tanah yang sangat keras dan tidak bisa digali dengan cangkul. Kami melaporkan hal ini kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau datang mengambil cangkul dan bersabda, “Bismillah…” Kemudian menghantam yang keras itu dengan sekali hantaman. Beliau bersabda, “Allah maha besar. Aku diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah aku benar-benar bisa melihat istana-istananya yang bercat merah pada saat ini”. Lalu beliau menghantam untuk yang kedua kalinya bagian tanah yang lain. Beliau bersabda lagi, “Allah Maha Besar, aku diberi tanah Persi. Demi Allah saat inipun aku bisa melihat istana Mada’in yang bercat putih”. Kemudian beliau menghantam untuk yang ketiga kalinya, dan bersabda, “Bismillah….”. Maka hancurlah tanah atau batu yang masih menyisa. Kemudian beliau bersabda: “Allah Maha Besar, aku diberi kunci kunci Yaman. Demi Allah, dari tempatku ini aku bisa melihat pintu pintu gerbang Shan’a”.”

Pada saat terjadinya perang tersebut banyak orang munafik yang menganggap mungkin Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah gila atau karena kepanasan dan kelaparan mengatakan sesuatu yg tidak masuk akal dan tidak akan mungkin terjadi menurut pandangan mereka. Akan tetapi setelah sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, terjadilah apa yang diberitakan oleh beliau.

Dalam perang ini mereka tidak memikirkan hasil atau kemenangan, tetapi hanya berfikir bagaimana usaha yang mereka tempuh selama Perang Khandaq tersebut. Ikhtiar yang mereka lakukan hasilnya diserahkan pada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabadikan Perang Khandaq dalam Al Qur’an, Allah berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni’mat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya . Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Ahzab: 9).

Kenapa memilih jalan dakwah? Karena kita ingin menjadi orang yang tidak biasa-biasa saja. Dakwah walaupun caranya berbeda, tetapi tujuannya sama. Jangan sampai terjebak fanatisme. Berdakwah untuk Allah, bukan untuk YISC/ organisasi. Maka apapun gerakan dakwah, inshaaAllah bersaudara. Ambil sisi positif dari setiap gerakan dakwah. Satu persamaan agar bisa bergerak di jalan yang sama yaitu Islam.

Berdakwalah seperti Rasulullah dengan mempelajari kisah-kisah beliau. Kemudian melakukan inovasi dakwah, misalkan ubah nama “pengajian” dengan seminar. Dakwah melalui slide show dan ditunjukkan. Tetapi saat hari H konten yang disampaikan harus sama dengan kemauan Rasulullah. Da’i tidak boleh menyeru sesuatu selain tujuannya harus datang dari Allah dan Rasul-Nya. Harus sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah. Harus tau arahnya mau kemana dan sejalan.

Kemudian, jangan lupa untuk senantiasa bersyukur. Syukur tidak hanya sebatas hamdallah, tetapi maksimalkan potensi yang ada di depan mata. Jangan berpikir mau berdakwah kalau sudah bisa dakwah. Apapun yang datang, jalankan dan lakukan lebih dari yang diminta sehingga progressnya terlihat dan berkembang.

Berdakwah itu membuat orang berdatangan kepada kita. Caranya dengan adab dan akhlak yang baik. Adab lebih dahulu daripada ilmu. Setelah ilmu, baru amal. Apapun yang sudah dimiliki, sampaikan walau 1 ayat. Sampaikan sesuatu yang sudah terbukti kebenarannya. Caranya dengan tabayyun kepada yang lebih berilmu. Kalau adabnya bagus, ilmunya diterima. Kalau adabnya jelek, ilmunya tidak diterima. Fungsi berdakwah adalah memperbaiki diri, seperti gelas yang diisi air. Jangan menyampaikan dakwah tetapi tidak ada isinya. Selama belum memiliki isi dapat menjadi supporter.Dakwah kepada non muslim sangat berbeda dengan dakwah kepada muslim. Urutan kurikulum harus diperbaiki secara terus menerus. Jangan sampai sporadis.

Ada 3 jenis kelas dalam berdakwah.Kelas iman, kelas hijrah dan kelas jihad (bersungguh-sungguh dalam agama). Ada perbedaan materi yang harus disampaikan pada masing-masing kelas.Jika akidahnya sudah kuat akan hijrah dan jika sudah hijrah maka akan berdakwah. Dakwah itu panggilan bagi orang yang sudah merasakan nikmatnya Islam. Dakwah niatnya bukan untuk mengubah orang, tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Pahala datang dari apa yang kita sampaikan, bukan hidayah yang sampai ke orang yang didakwahi. Yang perlu disyukuri bukan orang lain berubah, tetapi masih dimudahkan Allah untuk selalu berada di jalan-Nya.

Agama memiliki akar yaitu akidah, meliputi Tuhan (Allah), Kitab (Al Quran) dan Utusan (Rasul)]. Bahaslah secara (open minded) permasalahan tauhid jika ingin berdiskusi dengan non muslim. Jangan didakwahi jika dia belum minta didakwahi. Sebelum berdakwah, tunjukkan akhlak yang baik yang bisa dilakukan dan akukan pendekatan rasional. Semua jawabannya ada dalam Islam. Terdapat dalam surat Al Ikhlas. Hal ini membuktikan Al Quran adalah firman Allah yang benar. Hindarilah perdebatan, tapi ajak dengan pikiran yang terbuka.

Ringkasan Tausiah Ust. Weemar Aditya
Penyusun : Icha dan Mega, Angkatan Rabbani

Related Posts

Leave a comment