Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

PEMUDA BANGUN PERADABAN #3

PEMUDA, MASA PENUH KARYA

Tanpa sadar dengan banyaknya paparan dunia, kita seakan ditanamkan pemikiran bahwa pemuda adalah masa penuh persoalan. Padahal tidak demikian, karena pemuda adalah masa penuh karya. Nabi sebelum wafat membentuk sebuah pasukan perang, yang memimpin dan menunjuk seorang pemuda berusia 17-18 tahun yang bernama Usamah bin Zaid. Kala itu, usia 17 – 18 tahun adalah usia yang harus siap memimpin umat, seperti pemimpin perang. Pemimpin perang adalah orang harus yang paling matang emosinya.  Namun, realita saat ini lulusan kampus, pemikirannya  bukan  memimpin  umat,  tapi  ijazahnya  hanya  untuk  meminta  pekerjaan.  Konsep memimpin umat semakin hilang. Padahal untuk menjadi kaya bukanlah bekerja di perusahaan.

Pemuda dapat menciptakan pasar/ ekonomi umat dan berpikir bagaimana caranya menggandakan ruh ini ke yang lain. Pemuda bukan follower tapi trend setter. Kebanyakan rakyat akan berpindah kalau harga beli lebih murah. Di masa depan, bank akan berubah menjadi gedung-gedung tua. Telekomunikasi akan berubah menjadi komunikasi. Misal dari telepon menjadi WhatsApp. Televisi berubah menjadi streaming.

Pemuda adalah masa penuh karya, jangan mengikuti pemikiran kebanyakan orang. Harusnya orang kuliah untuk mendapatkan ilmu, bukan kekayaan misalnya. Berkeluarga itu langkah dasar dalam memimpin. Kita didorong untuk menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

 

PERSOALAN PEMUDA SAAT INI

  1. Tidak memenuhi standar keislaman setelah mengikuti kurikulum nasional. Kalau mengikuti kurikulum nasional, tidak akan lulus. Kesepakatan, pesantren tidak akan mengharapkan bantuan pemerintah. Jika mengikuti pemerintah, maka pemerintah akan mengaudit, sehingga pesantren menurunkan levelnya.
  1. Menjadi sekuler dan liberal setelah terbiasa dengan pemikiran terbaratkan. Kajian pemikiran menjadi sangat penting untuk saat ini karena saat ini adalah era informasi. Banyak beredar sharing informasi yang hoax.
  1. Menjadi kaku dan terlalu ketat dalam berislam. Aktif di remaja masjid harus jadi pemimpin yang adil, komprehensif, dan cerdas. Jangan sampai menutup ilmu. Pemuda perlu dibimbing agar menjadi generasi pertengahan. Tagline “Dakwah Washatiyah (pertengahan)”. Bukan ditengah-tengah, tapi pertengahan yaitu adil, tidak condong ke kanan dan tidak condong ke kiri. Cenderung ke kebenaran dan ilmu.
  1. Generasi muda Islam bingung ingin kemana dan bekerja apa. Kita sedang  didorong  untuk  menjadi  mandiri.  Nabi pun berdagang  selama  4  tahun  keliling berbagai negara. Allah halalkan jual beli dan Allah haramkan riba.

 

MASALAH SAAT INI

Adab adalah pelajaran yang palling utama sebelum belajar apapun. Namun sering kali murid melewati pelajaran adab ini. Referensi kitab yaitu Adabul Mufrad Bukhari.

Alumnus remaja masjid didorong untuk menjadi pemimpin umat. Ulama harus menargetkan pemimpin nasional dari santri. Kalau santri yang memimpin negeri, maka akan berkah. Negeri ini semakin hari semakin berbahaya sehingga “mereka” mulai bergerak. Kita tidak boleh alergi dengan politik.

Masjid harus steril dari partai. Selama masih muslim, jangan lupa memberikan senyum sapa salam. Masjid harus mampu merukunkan semua partai, ormas, dan umat untuk memenangkan kepemimpinan ideologi, ekonomi, sosial, budaya.

Islam memberikan alternatif. Contohnya pada Perang Khaibar. Perang yang menaklukkan 8 benteng besar. Khaibar ada diantara Madinah dan Syam. Benteng pertama adalah benteng paling besar. Sebelumnya, terjadi duel satu lawan satu. Yang pertama adalah Amir Al Akwa. Amir Al Akwa menyenandungkan suatu syair untuk membangkitkan semangat, “Kalau tidak  karena engkau (wahai Muhammad), tidaklah Kami mendapat hidayah, tidak shalat dan berzakat, Kami dicukupkan dengan kelebihan Engkau, maka turunkanlah atas Kami ketenangan, dan teguhkanlah kaki- kaki Kami menghadapi musuh dalam peperangan ini!”

Nabi SAW diberitahu para sahabat tentang syair yang disenandungkan tersebut. Beliau menanyakan siapa penyenandungnya.

“Amir Al Akwa” Kata para sahabat.

“Semoga Allah akan mengampuni Amir”, Kata Nabiullah SAW, suatu pertanda beliau senang dengan apa yang dilakukannya.

Tetapi para sahabat-pun menangkap pertanda pula. Jika beliau mengkhususkan do’a pada seseorang dalam suatu pertempuran, pastilah ia akan menemui syahid.  Amir memahami pula hal ini, dan ia menjadi sangat gembira dan bersemangat menggempur musuh.  Ketika pertempuran berkecamuk dengan sengitnya, muncullah Marhab, seorang pahlawan Yahudi yang sudah sangat dikenal di daerah Khaibar dan sekitarnya akan keberanian dan kepiawaiannya dalam adu senjata. Ia menantang duel sambil menyombongkan nama besarnya. Tanpa  banyak  pertimbangan,  Amir  meloncat  ke  hadapan Marhab sambil mengucapkan perkataan untuk mengimbangi kesombongan Marhab. Amir Al Akwa menjadi orang yang pertama kali wafat dan syahid dalam perang tersebut.

Pemuda berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib dan menang melawan Marhab. Adiknya kemudian marah, kemudian dilawan oleh Zubair bin Awwam. Ibu Zubair tidak tenang melihat anaknya yang sedang berperang, hingga Nabi menenangkan bahwa Zubair akan menang.

Remaja masjid harus berpikir bagaimana cara memberikan alternatif kepada pemuda sekitar masjid. Dakwah penuh tahapan. Syarat dakwah adalah evolusi. Mental itu dievolusi dan bertahap menjadi baik. Menjadi   da’i   bukan   dengan   marah, tetapi   dengan   cinta.   Jangan   melihat   orang   lain   berubah menggunakan standar kita. Remaja masjid tujuannya perubahan. Orang yang berubah menjadi lebih baik adalah perubahan. Perubahan itu tidak bisa cepat, pelan-pelan saja tapi sabar.

Untuk menjadi pemimpin, maka harus mencapai 10 pencapaian target. Manusia dalam hidup perlu beramal. Manusia harus memulai perbaikan dirinya dengan menuntut ilmu. Ilmu harus lebih dahulu daripada amal. Tidak ada standar seseorang sudah berilmu. Sampaikan kepada mereka meskipun baru mengaji 1 ayat. Remaja masjid wajib mempunyai energi positif dari pengajian agar bergerak ke tengah masyarakat. Hari ini banyak yang terjebak dengan rutinitas kerja dan ikut majelis taklim.

Bekerja itu wajib agar tidak menjadi masalah bagi umat, tapi harus berpotensi menjadi solusi bagi umat. Menuntut ilmu itu wajib sebelum beramal. Beramal membutuhkan ilmu agar tidak salah dalam beramal. Hidup tidak hanya sekedar bekerja dan mengaji saja. Manusia dihidupkan untuk melihat penyakit masyarakat. Jangan merasa Islam jika hanya hadir di majelis ilmu dan bekerja. Jika seperti itu maka belum berislam  secara  sempurna.  Harus  siap  terjun  di  tengah  masyarakat,  misal  berdakwah  di lingkungan yang menjual miras. Remaja masjid harus bergerak untuk melakukan itu semua. Pemuda harus didorong agar memiliki ruhul jihad dan semangat menegakkan kebenaran. Hal ini merupakan program remaja masjid.

Sebelum turun ke masyarakat harus berilmu terlebih dahulu karena menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim mulai dari lahir sampai wafat. Mengaji. Memperbaiki diri. Tahapan pertama dari 7 tahapan amal manusia adalah memperbaiki diri. Memperbaiki diri ada ada 10 target, diantaranya:

  1. Qowiyyul jismi. Menjadi orang yang memiliki jasad yang kuat. Misal program olahraga.
  2. Matinul Khuluq. Akhlak yang terpuji
  3. Mutsaqqoful Fikri. Wawasan luas. Karena banyak bacaan. Dulu anak SMP sudah membaca buku politik sehingga di usia mudanya sudah memulai pergerakan. Kepemimpinan perlu didorong agar umat Islam tidak memalukan. Wawasan yang luas didapat dengan membaca buku.
  4. Qodirun ‘alal Kasbi. Ekonomi mandiri. Banyak remaja masjid mundur karena harus bekerja. Kita wajib belajar menjadi pengusaha.
  5. Salimul akidah. Akidah yang lurus
  6. Shohihul ibadah. Ibadah yang benar
  7. Haritsun ‘ala waqtihi. Pintar menghormati waktu
  8. Munazhzham fi Syu’unihi. Teratur urusannya
  9. Mujahidun Linafsihi. Selalu dapat memotivasi jiwanya untuk dapat bersemangat
  10. Naafi’un Lighoirihi. Yakin bahwa diri dapat bermanfaat untuk orang lain. Khoirunnaas anfa’uhum linnaas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Program yang dibuat harus mengacu pada kesepuluh pencapaian tersebut.

 

#PemudaBangunPeradaban3
===================
Resume Focus Group Discussion YISC Al-Azhar
oleh Dr. Wido Supraha, Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah MUI Pusat

Tim Jurnalistik-Humas YISC Al Azhar