Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

Press Release D'lisa Edisi Spesial "Jangan Berangus Media Dakwah Kami"

Jum’at, 11 Jumadil Tsani 1436H / 03 April 2015 bertempat di Ruang Utama Masjid Agung Al Azhar, Jl Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan diselenggarakan  Majelis Ilmu DLISYA Edisi Spesial “Jangan Berangus Media Dakwah Kami”. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar dihadiri oleh ratusan orang yang didominasi remaja hingga memenuhi shaf Masjid Agung Al Azhar.

Dibuka dengan pembicara pertama yaitu Mahladi Murni (Pemred Hidatullah) memaparkan isi surat dari BNPT berupa pemblokiran 22 situs website radikal yang dalam waktu sekejap mampu melonjak menjadi world wide trending topic (trending topik internasional) di twitter dengan tagar #KembalikanMediaIslam. Beliau juga menyatakan bahwa tidak tahu alasan BNPT dan Kominfo memblokir situsnya karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan dari kedua lembaga tersebut. Ketika dikonfirmasi ke Kominfo sebagai pihak yang memblokir, beliau mendapatkan penyataan kurang memuaskan yaitu bahwa Kominfo hanya menjalankan tugas dan instruksi dari BNPT. Kemudian melakukan mediasi dengan perwakilan dari BNPT dan bertemu denga bapak Prof. Irvan Idris (Ketua Radikalisasi) untuk mengkonfirmasi pemblokiran website-website tersebut. Beliau menyatakan bahwa website-website islam tersebut terindikasi radikal dengan kriteria mengajak masyarakat untuk bergabung dengan gerakan radikal ISIS (Islamic State Iraq and Syam). Salah satu perwakilan yang ikut hadir sore itu yaitu dari situs Gema Islam yang diketahui sebelum kejadian pemblokiran baru saja melakukan kegiatan roadshow untuk mencegah bahaya ISIS bekerjasama langsung dengan BNPT. Alasan kedua karena situs-situs tersebut dinilain mengkafirkan  orang dan menthogutkan negara. Padahal disalah satu tajuk yang ada di majalah maupun website Hidayatullah isinya mengajak masyarakat untuk tidak mengkafirkan negara karena negara ini adalah negara dakwah. Kedua alasan yang dipaparkan oleh BNPT bertolak belakang dengan isi website tersebut dan Prof Irvan menyatakan akan mengkaji ulang hal tersebut tanpa kejelasan batas waktu dan keputusannya.

Keesokan harinya tim dari Hidayatullah dan perwakikan dari situs-situs lain mendatangi Komisi 1 di DPR, Ketua DPR dan Dewan Pers. Mereka menuatakan kenal dengan situs-situ islam ini dan menyangkal situs tersebut merupakan situs yang mengarah pada gerakan radikalisme dan mereka berjanji akan melakukan tindak lanjut.

Dilanjutkan pemaparan dari Ustad Mustofa yaitu perwakilan dari Muhammadiyah. Beliau juga tidak setuju dengan pemblokiran ini. Media islam itu sangat membantu sekali ketika media lain tidak melakukannya. Media mainstream yang bersumber dari aparat sehingga pemberitaannya hanya dari 1 pihak saja dan kehadiran media islam menyeimbangkan berita dengan memberitakan dari sisi lain berita itu seperti keluarga, tetangga dan lingkungan sekitar.
Misal media mainstreem memberitakan satu orang terduga teroris ditembak tanpa perlawanan. Ketika kita membuka media islam maka akan ada penjelasan lain yaitu terduga ditembak ketika sedang menjalankan sholat ashar. Kalau saat ini media islam dibungkam, maka anda akan tahu arah tujuannya kemana. Saat beliau tanyakan ke pak Irvan dan dijawab karena media islam giat mengkoreksi Pancasila dan demokrasi. Kedua karena media islam sering menjelek-jelekan pak Jokowi. Ketika karena rajin memberitakan tentang jihad, perang dan kekerasan di timur tengah. Padahal yang diberitakan tersebut fakta terjadi di timur tengah. Jika yang diberitakan bahwa situasinya aman, tidak ada perg justru itu yang salah. Tentang ISIS apakah ada media mainstreem yang mendatangi atau mengbubungi langsung Al Baghdadi atau ISIS ?  Tidak pernah ada. Sumber-sumber berita ISIS tersebut hanya ada dari website, portal-portal tidak berita, blog, akun twitter, facebook dan digunakan media kita untuk memberitakan ke masyarakat lebih luas. Jika ada orang yang berfoto dengan lambang ISIS atau mengaku berasal dari Syam dan mengunggahnya ke media sosial  atau blog-blog gratisan yang siapapun bisa membuatnya kemudian menghubungi media-media mainstreem maka akan disambut dengan gembira bahwa ada perwakilan ISIS dan merupakan teroris. Padahalkan bikin email gratis, beli domainpun bisa kemudian ada orang yang mengirimkan dengan alamat www.mujahid.com langsung diduga teroris. Kok pemerintah percaya?

Pak Mustofa juga menjelaskan bahwa hari Senin esok Pak Din Syamsudin dan tokoh-tokoh agama lain diundang oleh Kominfo untuk mengawasi media informasi islam. Pak Din juga menyatakan akan  mendukung penolakan pemblokiran media islam.

BNPT sering salah menafsirkan Quran seperti semangat jihad yang ada di masa lalu disalahartikan sebagai radikalisme. Misal sebagai wni di KTP tertulis agama saya Islam, berarti yang bukan agama islam maka adalah kafir bukan mengkafirkan. Ini bahasa al qur’an bukan mengarah pada radikalisme.

Gema Islam yang bekerjasama dan mendukung BNPT saja diblokir. Lalu sebenarnya BNPT mengarah pada siapa? Menurut Ustad Mustofa setelah meneliti 22 website yang diblokir tersebut mengarah pada 1 hal yaitu memberitakan dan memusuhi  kelompok yang sama yaitu Syiah.

Media mainstreem sendiri sudah paranoid dan phobia ketika akan mengajak tokoh dari salah satu website yang diblokir tersebut sebagai narasumber. Mereka khawatir nantinya media mereka dicap sebagai media radikal. Itulah Indonesia sangat mudah menjustifikasi, sangat mudah menyimpulkan tapi tidak mau mencari kebenaran. Sabagai penutup ustad Mustofa menyatakan “Media Islam sangat membantu dan media Islam tdk boleh mati karena media ini yang akan menjadi corong pemberitaan kebenaran kalau bukan kita sendiri”.

Dilanjutkan oleh pemaparan dari IRJENPOL (Purn) Anton Tabah yang keras memperjuangkan polwan di Indonesia supaya bisa mengenakan hijab dengan seragam resminya seperti di negara-negara amerika dan eropa yang jumlah penduduk  islamnya minoritas. Justru Indonesia yang jumlahnya mayoritas mengapa umat Islam nya bisa kalah? Menurut penelitian beliau, umat islam Indonesia mudah digeser aqidahnya dibuktikan dengan jumlah penduduk Indonesia yang melaksanakan sholat hanya 30% dan hanya 5% dari jumlah tersebut yang rutin menjalankan sholat lima waktunya. Umat islam itu banyak tapi hanya seperti buih dilautan. Tak bisa berbuat apa-apa karenanya tidak mengenal Quran.

Umat islam hanya tanggal 75% di Indonesia. Permurtadan besar-besaran. Di era reformasi saja dari 400 gereja menjadi 6000 gereja. Hanya Al Quran dan Sunnah yang bisa menyelamatkan kita, berpegang teguhlah

Pak Anton telah melakukan diskusi dengan Kapolri dan Kapolri menyatakan tidak bisa bertindak apa-apa karena bukan ranah kepolisian, itu ranah BNPT. Ada PP No.19 tahun 2014 mengatur tentang pemblokiran media, judi, pornografi dan SARA yaitu dengan cara masyarakat/instansi melaporkan pada Kominfo. Dari Kominfopun harusnya mengkaji dan memanggil baru memberi peringatan pada pengelola situs lewat email. Jika situs itu benar melakukan pelanggaran maka diminta menutup sendiri. Jika tidak mau tutup sendiri maka bisa mengajukan sanggahan baru kemudian setelah dikaji ternyata laporan itu benar maka situs akan ditutup oleh Kominfo. Begitu prosedur yang benar. Solusi dari Pak Anton tuntut Kominfo secara perdata ke Mahkamah Agung karena tidak bisa menjalankan PP no.19 secara benar bahkan ada pihak yan dirugikan secara materil dan non materil karena pemblokiran ini.

Selanjutnya pemaparan dari Ustad Adnin Armas (Pemred Majalah Gontor) menyatakan terima kasih pada BNPT dan Kominfo dengan masalah ini seluruh umat islam dapat bersatu dan prihatin ketika situs-situs islam Indonesia diblokir sementara Indonesia merupakan negri dengan mayoritas muslimnya namun diperlakukan seperti minoritas.

Kriteria website radikal menurut BNPT yaitu perubahan dengan cepat dengan cara mengajak kekerasan atas nama agama dan mengkafirkan orang lain. Dari ke22 website yang diblokir selama proses konfirmasi ke Kominfo, BNPT, DPR, Dewan Pers tidak semua hadir, hal ini menimbulkan kecurigaan jangan-jangan dari 22 website ada salah satu atau lebih yang memang didalamnya mengajarkan hal tersebut namun yang terkena imbasnya website islam lainnya dan pemilik maupun pengelola website tersebut tidak ikut hadir dalam proses ini. Semacam rekayasa yang dibuat oleh pihak-pihak untuk menjatuhkan media islam. Kriteria kedua mengkafirkan orang lain. Setiap agama punya keyakinan bahwa orang yang keluar dari keyakinan agamanya maka dianggap salah. Bukan berarti mengkafirkan. Harusnya melibatkan ulama jangan menafsirkan agama secara bebas sehingga muncul penafsiran yang salah sehingga muncul islamophobia. Ketiga  mendukung dan mengajak bergabung dengan ISIS. Padahal media Gema Islam yang bekerjasama langsung dengan BNPT melawan terorisme ikut diblokir. Keempat memaknai jihad secara terbatas, bahwa jihad itu perang. Bagaimana jika negara kita diserang negara asing apakah kita akan berdiam saja ? Sumber kekuatan umat islam itu dilemahkan (jihad) ini strategi melemahkan ahlul sunnah. Keyakinan kita, paham kita sebagai ahlul sunnah pun dianggap radikal dengan ditebarnya isu-isu islamophobia oleh penguasa atau pihak-pihak yang tidak suka islam berkembang. Jangan-jangan ini pengalihan isu ketika bbm dinaikan. Semua dinaikan dan harus ada yg dikorbankan. Banyak analisa muncul dari berbagai aspek mulai dari ekonomi, sosial hingga politik yang melatarbelakangi pemblokiran situs-situs islam. Semoga ada jalan terang dari pemblokiran situs-situs islam ini. Pihak-pihak pelapor ini adalah jahat karena mematikan media dakwah. Banyak situs-situs yang lebih penting yang mengajak kemerdekaan (membebaskan diri) dari NKRI. Ini adalah paranoid Islamophobia yang dibuat untuk melemahkan umat islam itu sendiri.

Dan terakhir pemaparan dari Ustadz Bachtiar Nasir. Ketika mendengar situs islam diblokir maka saya ucapkan Alhamdulillah dengan cara ini seluruh media islam dipertemukan dan bersatu. Dengan ini jika mengangkat isu, maka sebenarnya situs-situs yang lain malu karena kalah berita dengan situs kecil-kecilan dari media islam. Sudah saatnya media islam berpikir jauh. Sudah saatnya media Islam menjadi media MAINSTREAM untuk dakwah kita.

Sebagai penutup dari kelima pembicara yang luar biasa. “Selalu ada hikmah dari setiap peristiwa dan jadikan peristiwa ini sebagai pemersatu umat”.

Berikut rekaman Dlisya :
Jangan Berangus Media Dakwah Kami | yisc-alazhar.or.id

Jazakumullahu khayran wa barakallahu fiikum

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

 

HUMAS YISC Al Azhar
================
Sekretariat YISC Al Azhar
Komp. Masjid Agung Al Azhar
Jl. Sisingamangaraja, Keb. Baru
Jakarta Selatan 12110
Pin BB : 25B965AC
Path : YISC Al Azhar
Twitter : @yisc_alazhar
Fans Page : YISC Al-Azhar
Google+ : YISC Al Azhar
Website : www.yisc-alazhar.or.id