Jl. Sisingamangaraja, RT.2/RW.1, Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

WOY (What’s On YISC) : Musleng YISC 2015 yang Tak Terlupakan

Oleh : Cut Hani Bustanova – Angkatan Daffa

Alhamdulillah, rangkaian kegiatan Musyawarah Lengkap telah berjalan dengan sangat baik. Civitas YISC Al Azhar yang hadir pada Sabtu-Ahad, 12-13 Desember 2015 lalu telah melakukan yang terbaik untuk menyusun dasar-dasar perjuangan dakwah YISC Al Azhar di masa yang akan datang. Tercatat sekitar 100 orang yang menghadiri rangkaian sidang Musleng. Lima mantan Ketua Umum, perwakilan alumni, dan perwakilan Takmir Masjid Al Azhar ikut menyemarakan Musleng tahun ini. Suasana Sidang Musleng menjadi sangat seru serta banyak pelajaran yang dapat diambil oleh seluruh civitas yang mengikutinya dengan hikmat dan cermat.

Sidang Musleng hari pertama berhasil mengesahkan Tata Tertib Musleng yang dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh semua civitas. Meski beberapa peserta ada yang terlambat hadir atau izin untuk tidak mengikuti sidang-sidang tertentu, pihak panitia, dalam hal ini keamanan dan registrasi, mencatat dan mengawasi pergerakan mereka dengan seksama.

Presidium Sidang memimpin jalannya persidangan dengan adil, tegas, dan bijak. Semua peserta diberikan hak untuk berbicara tanpa mengesampingkan waktu. Peserta yang melakukan kesalahan ditegur dengan cara yang ma’ruf. Laporan Pertanggung Jawaban MDO diterima oleh peserta sidang. MDO telah menjelaskan LPJ-nya secara detail, meskipun ada kesulitan mengajak civitas menjadi Anggota MDO dan stigma negatif dari civitas terhadap para Anggota MDO. Oleh karena itu, mereka menasihati, siapapun Anggota Tetap MDO yang terpilih nanti harus menghapus stigma itu dengan membaur dan merangkul seluruh aspirasi civitas YISC Al Azhar.

Begitupula dengan Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Umum YISC Al Azhar periode 2014-2015, setelah sebelumnya panitia memutar video kepengurusan YISC Al Azhar 2014-2015, LPJ Ketum diterima oleh peserta sidang. Video itu membuat perasaan seluruh peserta Musleng terenyuh. Beberapa pengurus berhamburan ke depan ruang sidang dan berpelukan dengan Ketum dan Pengurus Harian setelah video itu diputar. Rasa haru menyelimuti pergantian kepengurusan itu. Seluruh Pengurus telah melakukan yang terbaik yang mereka mampu dengan semangat kekeluargaan. Namun tak ada gading tak retak, mungkin itulah peribahasa yang tepat bagi para pengurus yang juga merupakan manusia biasa. Ketum, Abu Sofian, mengakui masalah utama yang dirasakan dalam menjalankan kepengurusan terkait komitmen dan komunikasi antar pengurus. Walaupun demikian, Abu Sofian meminta semua pihak, untuk  tetap selalu mendukung dan membantu kepengurusan YISC Al Azhar selanjutnya.

Sidang di hari pertama masih berlanjut sampai pukul 12 malam. Agenda sidang malam itu berakhir pada pelaksanaan Sidang Komisi A dan B yang berlangsung sampai pukul 2 pagi. Sidang Komisi C diputuskan secara mufakat oleh para anggotanya untuk dilakukan pada keesokan harinya. Seluruh peserta Sidang Komisi A, B, dan C sepakat akan menyelesaikan sidang dan siap menampilkan hasil persidangan pada Sidang Pleno yang akan dimulai pukul 10 pagi.

Sidang komisi berjalan lancar dan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Namun Sidang Pleno berlangsung dengan sangat alot. Para alumni banyak yang memberikan saran dan kritik solutif terhadap KD, KRT, GBPO, Rekomendasi Musleng dan Tata Cara Pemilihan Ketua Umum dan MDO Tetap. Para peserta juga memberikan suaranya dengan argumentasi-argumentasi yang rasional, valid, dan memiliki bukti yang kuat. Berkali-kali terjadi lobi antara pihak yang berkepentingan dengan Presidium Sidang. Setiap kata-kata yang termaktub dalam KD, KRT, GBPO, Rekomendasi Musleng dibaca dan disusun dengan penuh pemikiran dan sikap kehati-hatian. Setiap konsep yang diajukan serta pasal yang ingin dihapuskan atau ditambahkan melalui perdebatan sengit. Meskipun demikian, civitas YISC Al Azhar selalu mengedepankan akhlaqul karimah dalam bermusyawarah. Tidak ada kata-kata kotor yang keluar dan perdebatan tetap dilakukan dengan santun dan beradat.
Walaupun beberapa peserta sempat marah, berteriak, berdiri, dan berjalan-jalan sambil menyuarakan pendapatnya, Tim Perlengkapan sangat sigap menyediakan pengeras suara, kipas, dan membersihkan tumpahan minuman dan makanan yang mengotori ruang sidang. Tim konsumsi tidak kalah  profesional. Penyajian makanan utama, kudapan, cemilan, dan minuman yang lezat serta bervariasi membuat mata dan tentu saja pikiran menjadi fokus kembali ke pembahasan setiap sidang. Panitia bekerja dengan sangat sabar dan profesional. Kedisiplinan registrasi waktu dan pengaturan perilaku peserta dalam persidangan sangat terasa dan terjaga karena kekompakan dan keapikan kerjasama antara seksi acara, registrasi, dan keamanan.

Sidang Pleno Komisi A dan B berlangsung baik dan lancar, tidak demikian dengan Sidang Pleno Komisi C. Sempat terjadi dead lock dalam sidang itu karena ada dua kubu dalam unsur persidangan yang tetap mempertahankan pendapatnya terkait syarat-syarat Ketua Umum yang tertuang dalam Pasal 13 ayat 4 Kaidah Dasar YISC Al Azhar 2015 yang sudah disahkan pada siang harinya. Namun para alumni menasihati bahwa dengan diubahnya pasal itu in syaa Allah akan tetap memberikan dampak positif bagi organisasi. Kedua Balon Ketum pun turut menasihati para unsur persidangan agar tidak fokus pada perdebatan tetapi beralih pada pencarian jalan keluar.

Akhirnya, redaksi pada ayat 4 Pasal 12 Tentang Syarat Ketua Umum itu diubah dan Kedua Balon Ketum dinyatakan lulus verifikasi oleh semua unsur persidangan. Ketika jam dinding sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam di tanggal 13 Desember kemarin, setelah lulus verifikasi, membaca qur’an, dan menyampaikan pidato singkat, kedua Calon Ketum melakukan musyawarah tertutup di ruang sidang bagian belakang untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin organisasi pemuda Islam terbesar di Jakarta ini dua tahun ke depan nanti. Qodarullah, Muhammad Reza, dari Angkatan Hamasah, terpilih melalui musyawarah mufakat (bukan melalui pemungutan suara). Aldo Indarmawan (Kandidat Calon Ketua Umum Nomor 2 yang juga berasal dari angkatan Hamasah) menjelaskan bahwa Muhammad  Reza adalah sahabat, guru, dan civitas terbaik yang ia kenali di YISC Al Azhar ini. Muhammad Reza adalah orang yang paling sering membersamai kepemimpinan Abu Sofian, seperti Abu Bakr Ash Shiddiq yang membersamai kepemimpinan Rosulullah Muhammad SAW, demikian tutur Aldo Indarmawan malam itu.

Seusai penetapan Ketua Umum itu, ruang sidang penuh haru kembali. Beberapa civitas mengucapkan selamat dan memeluknya. Muhammad Reza memulai menyampaikan pidato perdananya dengan mengucapkan  “Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji’uun.” Beliau memohon dukungan dan bantuan dari seluruh civitas untuk menjalankan roda kepengurusan YISC dua tahun ke depan sebab berjamaah dalam kebaikan akan semakin mempermudah jalan dakwah yang terjal ini.

Sidang masih berlanjut dengan pemilihan Anggota MDO Tetap. Lagi-lagi melalui musyawarah mufakat antara ketigabelas nama-nama peserta yang diajukan oleh seluruh peserta sidang dan telah lulus uji verifikasi syarat Anggota MDO tetap, terpilih lima nama. Akbar Zubaidillah, Very Senopati Abdillah, Liah Culiah, Fadilannisa Zainal Arifin, dan Sandra Natalia Sunarno akhirnya disahkan menjadi Anggota MDO Tetap tetap periode 2016-2017. Pengesahan kelima Anggota MDO Tetap ini menandai berakhirnya sidang Musleng 2015.

Perhelatan Musyawarah Lengkap tahun 2015 ini diharapkan dapat membuka mata seluruh civitas YISC Al Azhar bahwa masih ada pemuda-pemuda yang akan terus menggerakkan roda dakwah Islam. Walau bagaimanapun, mereka juga merupakan manusia biasa seperti kita yang punya banyak kesalahan. Namun dengan keberanian dan keyakinannya kepada Allah, harus kita bantu dalam menjalankan kepengurusan selanjutnya.

Musyawarah Lengkap benar-benar merupakan forum tertinggi di YISC Al Azhar di mana seluruh peserta diajak berkontribusi secara aktif agar berani mengemukakan sekaligus mendengarkan pendapat orang lain. Musyawarah Lengkap sangat mengedepankan prinsip-prinsip Islam dalam berorganisasi, di mana ketika terjadi perbedaan pendapat, jalan keluar terbaik adalah melalui proses  musyawarah. Analoginya di kehidupan nyata adalah tanpa mengecilkan nilai-nilai Islam dan tanpa memperbesar perbedaan furu’iyah, perintah Allah dan Rosul untuk bermusyawarah tetap harus dinomorsatukan untuk mencari jalan keluar atas setiap permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara. Seluruh peserta diajak menghargai semua suara dan menjauhi prasangka buruk terhadap peserta lain. Seluruh peserta diajak membaca, memahami, dan jika perlu mengoreksi serta mengadakan Peninjauan Kembali terkait keputusan yang masih salah meskipun sudah disahkan di persidangan sebelumnya. Musleng kali ini mengajarkan kita bahwa sebagai manusia kita harus mengakui kekurangtelitian dan langsung memperbaiki diri.

Semoga perhelatan Musleng selanjutnya selalu membawa nilai-nilai dan semangat ini, agar tercapai ketiga misi besar YISC Al Azhar yaitu menyeru manusia kepada Allah dan mengajak manusia melakukan amal shalih sehingga akhirnya kita dapat menjadi pribadi-pribadi muslim.

15 Desember 2015
Humas Musyawarah Lengkap YISC Al Azhar