Oleh : Yunisa – Angkatan Al Hijrah.
‘Bumi Syam’. Judul pertunjukan Teater YISC Al Azhar yang menggugah hatiku, untuk mengetahui lebih jauh YISC Al Azhar. Tepat 15 Juni 2014, aku menjadi salah satu peserta seminar Islamic Festival di gedung BPPT Thamrin, Jakarta Pusat. Saat itulah kali pertama aku mengenal YISC Al Azhar lewat pertunjukkan itu.
*******
YISC, kata yang terdengar asing bagi orang awam sepertiku. Namun mendengar nama Al Azhar, entah mengapa pikiranku langsung tertuju pada sebuah masjid agung yang berada di jalan Sisingamangraja, Kebayoran Baru. Ya… karena memang aku sering berlalu lalang di depan jalan itu dan melewatinya. Setelah selesai melihat pertunjukan teater ‘Bumi Syam’, segala rasa penasaranku terjawab oleh sebuah flyer. Flyer yang diberikan kakak-kakak teater, membuatku tahu apa itu YISC. ‘Youth Islamic Study Club’. Tak lain adalah organisasi pemuda Islam yang bergerak di bidang dakwah. Terdapat program kelas BSQ (Bimbingan Studi Qur’an), Studi Islam Intensif (SII) dan beberapa kegiatan menarik lainnya. Saat itu lah hatiku sudah mulai tertarik.
Aku berminat bergabung di YISC Al Azhar, namun akhirnya urung. Karena ternyata kegiatan yang ada di YISC, rutin setiap hari Ahad (Minggu). Nasib selembar flyer itu pun terabaikan, tak berdaya, ku lipat-lipat dan ku sematkan dalam tas.
Aku begitu asik mementingkan egoku sendiri. Bagiku, Minggu adalah hari wajib untuk bermalas-malasan, bermain bersama sahabat hingga sore, merasakan serunya nongkrong di kafe. No Activity on Sunday! Pikirku dengan ala jahiliyah kala itu.
Iman ku sangat labil. Meski saat aku sudah berhijab, tepatnya belum beberapa lama berhijab. Walau begitu, aku masih dalam lingkungan yang tidak baik. Tak memiliki satu pun sahabat, yang benar-benar mengajakku dalam kebaikan. Kata yang disebut ‘Persahabatan’ hanya menyuguhi segala kesenangan duniawi semata. Aku menjadi lalai dalam ibadah, masih gemar berghibah.
‘Persahabatan’ yang dijalani terasa klise. Bahkan terlalu semu, hingga diri kian terbelenggu. Persahabatan yang kala itu kami
jalani tak pernah berlandaskan atas rasa cinta kepada Allah. Hingga suatu hari Allah menegurku dengan sayang-Nya. Atas kehendak-Nya, persahabatan yang tiada membawa kebaikan itu pun berakhir. Aku berusaha meninggalkan segala keklisean yang ada. Hatiku pun hanya bisa menahan perihnya luka. Hari Minggu yang awalnya habis di kafe, bermain sampai sore, kini tergantikan menjadi kegiatan penuh manfaat.
Langkahku kian mantap untuk bergabung ke YISC. Segala ragu dan ego pun enyah berkat hidayah-Nya. Kucoba berhijrah sepenuhnya. Tepat 25 Juni 2014, aku mendaftar via online menjadi anggota baru YISC Al Azhar. Selang lima hari kemudian pendaftaran baru ditutup.
Setelah bergabung di YISC, Allah memberiku banyak ‘hadiah’. Dia mempertemukanku dengan orang-orang yang ku sebut sebagai ‘mentari-mentari penyejuk iman’. Tak lain adalah teman-teman baru, yang selalu mengingatkan pada kebaikan. Hubungan kami terjalin manis dalam rangkaian ukhuwah fillah. Tak sekedar persahabatan yang ku temui, lebih dari itu, yakni persaudaraan yang terbentuk atas rasa cinta kepada Allah. Hatiku menjadi damai dan jiwa semakin dekat pada-Nya. Terimakasih ya Allah! Kau telah sembuhkan hati yang pernah terluka. Tiada lagi persahabatan semu, tiada lagi Minggu yang dihabiskan hanya untuk bermain di kafe.
I Love Do Activties on Sunday! And of Course, YISC is the Best Places for Me to Spend Precious Time. ^^
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”
– HR. Ahmad 5: 36