Oleh : Sessario Bayu Mangkara – Angkatan Al Fatih.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bertemu pada keluarga besar YISC Al Azhar. Dan tentunya bangga menjadi bagian keluarga Al Fatih yang terus membawaku pada jalan dakwah yang akhirnya kutemukan kembali di sini.
Sebagaimana ungkapan “Kesempurnaan ada pada nilai Kebersamaan”. Kita percaya bahwa lingkungan yang baik itu pasti banyak, namun lingkungan baik dengan adanya nuansa kehangatan, wawasan baru, dan toleransi dalam proses belajar tidak banyak ditemui, tapi kutemukan di YISC Al Azhar. Kebersamaan itu selalu kurasakan dan terulang di setiap pernak pernik percakapan, seperti bertemu ruang padu yang memintalkan seluruh harapan baik untuk umat manusia.
Perjalanan dakwah yang kutemukan kembali. Seperti arah yang Allah berikan pada menjelang akhir tahun 2013, dimana aku bertekad untuk bergegas menjemput rahmat dan ridho-Nya. Berhijrah karena Allah untuk merekatkan kembali simpul tujuan mulia dalam hidup ini yaitu menyampaikan pesan kebenaran dan kesabaran.
Mungkin berbeda dengan cerita teman yang lain dimana ingin belajar di YISC Al Azhar karena mendengar cerita dari sahabat, mendapatkan rekomendasi dari teman atau saudara, dan ajakan keluarga. Perjalanan ku menjadi ‘agen dakwah’ di Yisc Al Azhar adalah menghidupkan kembali “Ghirah” dalam mengemban misi dakwah yang sudah kutanamkan sejak menginjak bangku smp yaitu saat aku menjalankan kehidupan di lingkungan pondok pesantren. Masih kuingat betul, lurah pondok menyampaikan ke seluruh santri, “Setelah lulus dari ponpes jamsaren (salah satu pondok tertua di tanah jawa), kalian akan tetap menjadi santri dan saya berharap kalian menjadi bibit unggul di tengah-tengah masyarakat”. Pernyataan ini lugas kuingat setelah aku berhasil menghubungi beberapa ‘santri senior’ di salah satu halaman media sosial.
Ya, di akhir tahun 2013 menjadi momentum untuk menemukan cinta sejati, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku beberapa kali mengikuti kajian dan salah satunya Masjid Al Azhar. Bermula dari mengikuti kajian ahad pagi aku mengetahui bahwa Yisc Al Azhar sedang membuka pendaftaran anggota baru. Tanpa berfikir panjang ku mantapkan niat ini untuk kembali belajar agama, memantapkan langkah untuk berdakwah melalui potensi yang kumiliki.
Aku bukanlah santri yang seutuhnya baik dan mampu menjalankan seluruh pengetahuan agama yang ku dapatkan di pondok pesantren. Beberapa kali aku merasakan kegelisahan saat menentukan siapa diriku, mengenal jati diri yang benar-benar bermanfaat untuk orang banyak. Banyak hal yang kulihat waktu itu pegiat dakwah terlihat eksklusif dan membatasi ruang dakwahnya di lingkaran pertemanan yang sangat terbatas. Aku selalu ragu untuk kembali menjadi pribadi yang menjalankan islam secara kaffah. Namun, Yisc Al Azhar membuatku termotivasi untuk terus belajar, dalam ruang dan waktu yang berbeda aku mendapatkan wawasan baru dalam melihat perkembangan umat muslim baik di Indonesia dan di tingkat dunia.
Di YISC Al Azhar aku kembali membangun mimpi untuk mewujudkan langkah dakwah yang dapat kusampaikan kepada orang banyak, dan khususnya keluarga. Perjalanan dakwah ini baru saja dimulai. Bersama Yisc Al Azhar, aku akan menumbuhkan cinta layaknya sebuah keluarga yang dapat menghadirkan cinta di setiap waktu.
Jalan Cinta sudah kudaki, tidak mudah jika hanya melihat sulitnya mencapai puncak iman dan takwa. Perjalanan ini akan terasa indah jika bersama saudara kita, sahabat dakwah yang selalu mengingatkanku pada sebuah kekuatan ukhuwah. Aku menganggap Yisc Al Azhar sebagai rumah kedua. Ruang singgah untuk terus belajar, mengembangkan diri menjadi ‘agen dakwah’ unggul yang mampu membumikan perjuangan dakwah di bumi Allah.
Masih banyak cerita yang akan kubagikan disini. Anggap saja cerita ini sebagai motivasi bagi kita semua untuk tetap berjalan bersama. Mari kepalkan tangan dan melangkah untuk mewujudkan berbagai impian besar untuk menyalakan cahaya di gelapnya dunia ini seperti hamparan bintang yang dapat menerangi bumi pada malam ini.