Oleh : Resty Puji Octaviani – Angkatan Al Fatih
“Sekalinya kita berada di suatu lingkaran. Sejauh apapun kita akan kembali ke lingkaran itu. Sama halnya ketika kita berusaha berada di jalan kebaikan. Maka dengan mudah Allah terus menuntun kita agar selalu berada disana. Di jalan hijrah, jalan penuh cahaya”
***
Terjun dalam organisasi dakwah sejak SMP, ternyata tak membuatku secara otomatis menjadi muslim yang Khaffah. Pencarian cinta kepada-Nya penuh dengan perjuangan. Mulai dari caci maki hingga hinaan seperti makanan sehari-hari.
Selama 6 tahun berada dilingkaran dakwah, membuatku cukup terpengaruh. Namun, hidup memang tak selalu lurus. Ada saja titik terjun payung pada setiap manusia. Rupanya aku terjun bebas tanpa pengamanan setelah lulus sekolah. Aku bagai kehilangan arah dan hatiku hancur lebur, seakan jauh dari Allah.
Allah memang sayang kepada setiap Umatnya. Allah berikan jalan lewat kedua sahabatku yang telah lebih dahulu mengikuti kegiatan di YISC Al Azhar. Tanpa sengaja aku melihat mereka update status di jejaring sosial tentang kegiatan Maperaba. Mereka menguraikan tentang serunya kegiatan hari itu. Kemudian hatiku berteriak, aku cemburu kepada mereka.
Tanpa banyak berpikir, aku langsung saja menghubungi mereka. Mengapa aku tidak di ajak ikut kegiatan yang membawa kebaikan? Aku marah sejadi-jadinya.
“Kakak kenapa nggak ajak-ajak aku?” Ujarku di seberang saluran telepon.
“Kakak takut kamu nggak mau. Abis jauh de. Emang boleh sama orangtuamu?” Jawabnya sambil tertawa renyah.
“Ih kemarin kata kak Riri harus terus berada di lingkungan yang baik. Supaya terjaga juga kebaikannya”. Aku menarik nafas lalu melanjutkan “Tolong kirim contact personnya ya kak”.
Aku bertanya singkat tentang YISC Al-Azhar. Hatiku yakin. Aku jatuh cinta. Lalu mendaftar tiga hari setelah Maperaba. Sebelumnya aku banyak konsultasi sama salah satu sahabatku yang lain. Aku pun bingung gimana caranya. Dan sahabatku melanjutkan pembiacaraan kita. “Kita harus memaksa diri kita untuk terus berada dilingkungan yang baik. Cari lingkungan baik yang lain. Kamu harus belajar agama lebih banyak. Ulangi dari dasar kalau perlu. Emosi kamu masih sangat labil. Harus ada di lingkungan yang luarbiasa. Kamu harus mengenal Allah lebih dalam, dan jalin ukhuwah seluas-luasnya”.
Di ruang pikirku hanya terlintas bagaimana caranya mendekatkan diri kepada Allah. Menjatuhkan hati kepada Sang Maha Cinta. Setalah aku menceburkan diri di jalan kebaikan, kebaikan terus bertambah. Aku berjalan mencari setitik cahaya, kemudian Allah kirimkan jutaan cahaya kebaikan. Kerennya Allah kembali menjadikan hatiku seolah bersih karena di kelilingi orang-orang yang mau mencari cinta dari Sang Maha.
“Maka nikmat Rabb-mu mana lagi yang kamu dustakan?”