Bismillah,
Hari itu Ahad, tepat tanggal 22 Juli 2018, aku memasuki gerbang Masjid Agung Al-Azhar. Iya, hari itu adalah hari penerimaan anggota baru YISC Al-Azhar. Disinilah langkah hidup baru dimulai. Seperti halnya perangkat elektronik yang “nge-hang”, Aku memasuki masa restart. Pas sekali dengan jargon tema PPAB nya, “Restart, Refresh, Renew You” kurang lebih seperti itu.
Setiap langkah baru ataupun kegiatan baru, aku selalu punya alasan dan latar belakang untuk melakukan hal tersebut. Singkat cerita, bermula dari ajakan seorang teman. Kami sudah bersahabat sejak bangku SMA. Alhamdulillah, silaturahim dan komunikasi kami tidak pernah terputus hingga kini Insyaa Allah, she is one of my best friends, my sister fillah. Dia lah yang menyadarkan Aku, mengajak Aku untuk bangkit, berdiri tegak lagi menatap dunia dengan kekuatan Allah. Semoga Allah merahmati sahabatku, dimanapun dia berada.
Kisah tentang bagaimana Aku tertarik untuk mengikuti YISC adalah saat dua tahun lalu, tahun 2017 Aku mendapatkan ujian rumah tangga yang MasyaaAllah berat sekali dari Allah Subhanahu Wata’alla Sang Pemilik Hati, Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia, dan Dia-lah yang Maha Berkehendak. Hingga akhirnya Aku berpisah dengan suami. Saat itulah Aku terpuruk, hatiku remuk, jasmaniku pun ambruk. Semua berasal dari pola pikiran yang tidak baik. Masa dimana aku limbung, bingung, Aku butuh kekuatan yang tidak hanya secara rohani kembali pada Sang Maha Pengatur kehidupan, namun Aku juga butuh dukungan dari orang-orang terdekatku. Orangtuaku, saudara-saudaraku, dan teman-temanku, semoga Allah muliakan kalian di dunia dan akhirat.
Iman, iya itulah yang Aku butuhkan ketika itu. YISC merupakan saranaku untuk berhijrah, menemukan imanku, mengembalikan semangat hidupku. Awalnya, Aku sama sekali tak paham apa itu YISC, kegiatannya seperti apa, ada apa saja yang dipelajari disana, dan saat mencoba googling pun yang keluar adalah homepage yang penuh tulisan dan (maaf) kurang menarik untuk orang awam sepertiku yang ingin berhijrah. Namun diluar dari tampilan tersebut, yang Aku lihat ialah hasilnya, yaitu Sahabatku yang mendaftarkan Aku di YISC. Semenjak dia masuk YISC (Januari 2017), dan sekarang MasyaaAllah telah berhijrah menjadi muslimah yang lebih baik. Dari sanalah Aku tergerak memperbaiki diri untuk mendapatkan keridhoan Allah Subhanahu Wata’alla.
Entah mengapa seakan semua sudah diatur dengan begitu indahnya oleh Allah. Selalu ada hikmah baik, pelajaran berharga, dan hati yang rela pada setiap ujian yang Allah beri bagi hambanya. Orangtua sang pelipur, saudara yang membaur, teman yang menghibur, semua ku rasakan indah dan damai ya Allah, Masyaa Allah. Seperti Firman Allah Subhanahu Wata’alla dalam terjemahan Surat dalam Alquran :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
(QS. Al-Baqarah :286).
Iman adalah salah satu nikmat yang paling berharga dari Allah Subhanahu Wata’alla. Dalam kegiatan di YISC ini kutemukan imanku yang semula goyah, kini lebih terarah. Semakin dekat dan memahami cara membaca Alquran dengan baik dan benar, itu yang Aku pelajari dalam kelas Bimbingan Studi Qur’an (BSQ). Semakin mengetahui tentang fiqih, akidah, akhlak, syariah, dan lainnya Aku dapatkan dalam kelas Studi Islam Intensif (SII). Dan tambahan kelas mikat pun membuat hatiku terpikat. Aku mencoba ikut kelas Bahasa Arab. Bahkan banyak sekali kajian-kajian yang dihadirkan di Masjid Agung Al Azhar dengan tema yang super membuat hati sakinah, nyaman berlama-lama menimba ilmu bagi jiwa yang haus pengetahuan agama. MasyaaAllah Tabarakallah.
Selain banyaknya kegiatan positif, yang paling indah di YISC adalah ukhuwah islamiyahnya. Bertambah lagi teman-teman baik di dunia, yang saling mengingatkan dalam kebaikan, saling menyemangati satu sama lain, teman rasa saudara. Dan ini juga salah satu booster dalam berhijrah. Iman yang terkadang naik dan turun ini, butuh pengingat. Karena biasanya ibadah yang terasa nyaman, dimana hati terasa dekat dengan Allah, adalah ibadah yang dilakukan pada saat kita sedang tertimpa musibah atau banyak masalah. Namun kini, Aku merasakan kenyamanan itu juga, yaitu pada saat duduk di dalam majelis ilmu. Sumber daya dan kekuatan untuk bisa melanjutkan kembali hidup, dengan selalu berprasangka baik pada Allah Subhanahu Wata’alla, agar kita dapat melihat betapa besar kekuasaan-Nya, seberapa banyak keajaiban-keajaiban yang telah dikaruniakan, bila dibandingkan kesedihan kita. Indah sekali rasa ini. Inilah sakinah cintaku yang sebenarnya, cintaku kepada-Mu ya Rabb dan pada Rasul-Mu.
Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
Alhamdulillah ‘Ala Kulli Hallin Wa Ni’matin. Tabarakallah.
#KaryaTulisMilad02
===================
Penulis : Leonita Suci Mulyati (Ath-Thariq)
Editor : Winnie Amalia (Al-Farizi)
Tim Jurnalistik-Humas YISC Al Azhar